Kamis, 19 Februari 2015

Positioning (Experience)

Saat pertama kali melihat iklan Air Asia di tv, banyak orang bingung, "Kok bisa yah?" Kenapa? Karena harganya itu sangat murah banget. Bisa dilihat dari "motto" mereka yaitu Everyone Can Fly Air asia berusaha mempositioningkan dirinya sebagai penerbangan yang paling murah. Cara dia membuktikan positioningnya yaitu dengan menjual tiket yang relatif lebih murah dari yang lain.

Tidak hanya unggul dalam sisi harga dan jasa penerbangan, Air Asia pun menjual produk berupa makanan, suvenir Air Asia, dan "Kursi" bagi yang ingin duduk di posisi posisi tertentu. Sistem penjualan secara Online Marketing Air Asia dipercaya merupakan sistem penjualan yang efektif dan efisien karena tidak membutuhkan banyak sistem operasi yang sulit.

Tampilan warna "Merah" yang sangat eye catching meskipun dilihat dari jauh yang menarik perhatian mata orang juga merupakan salah satu ciri khas dari maskapai penerbangan murah ini. 

Kembali lagi tentang positioning khususnya di experience. Dulu orang membeli produk karena alasan sesuai dengan seleranya, atau lagi butuh banget, atau karena unik alias beda dari yang lain, atau karena prestige / keren. Dilihat dari semuanya itu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa orang membeli produk karena ada faktor dorangan dari melihat orang lain atau denger dari orang yang pernah merasakan atau mengkonsumsi produk/jasa tersebut.

Untuk itu, mendengar-melihat-merasakan bisa dikatakan sebagai experience atau pengalaman dari orang yang pernah memakai ataupun mengonsumsi produk tersebut. Di jaman sekarang experience tersebut harus dilakukan demi membuat konsumen merasa nyaman sehingga mereka terdorong untuk membeli suatu produk/ jasa yang diinginkan. 

Sebuah proses experience dapat membuat konsumen mencoba produk kita (trial), dan pada tahap setelah trial product, perlu ditanamkan positioning dari suatu perusahaan di benak konsumen, agar mendorong proses trial product tersebut menjadi niat beli konsumen selanjutnya. Positioning perusahaan atau "janji" tersebut haruslah "ditepati" dengan bukti-bukti dari perusahaan itu, sebagai contoh tadi Air Asia yang mempositioningkan dirinya sebagai maskapai pernerbangan termurah, dengan menjual tiket pesawat yang relative lebih murah dari para kompetitiornya. Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar