Rabu, 28 Januari 2015

BRANDING STRATEGY & ISTILAH-ISTILAH DALAM BRAND

Branding itu penting banget untuk terus dikembangkan, "Gimana caranya?" . Untuk menjawabnya maka hari ini saya akan membahas seputar Branding Strategy. Pertama tentang strategi dulu yah, strategi itu adalah cara kita mencapai tujuan, nah kalau sekarang konteksnya perusahaan, maka jadinya cara dan rencana perusahaan mencapai tujuannya (untung gede, perusahaan tetap ada dalam 10 tahun bahkan lebih, ekspansi,dll). Di kelas menejemen strategi kemaren, saya diajarin kalau strategi perusahaan itu membutuhkan keputusan manajer tentang bagaimana caranya mendapatkan konsumen, respon perusahaan terhadap perubahan market condition, mengembangkan bisnis, mencapai target yang ditetapkan dan sebagainya.

Jadi, branding strategy itu dilakukan agar brand perusahaan tetap eksis terus. Perusahaan punya 3 pilihan dalam hal ini:

a. Mengembangkan brand baru untuk produk baru
b. memakai sebagian brand elements yang sudah ada
c. Menggunakan kombinasi dari brand elements yang baru dan yang sudah ada

Berikutnya ada beberapa istilah dari brand itu sendiri yaitu:
1. brand extension     --> ketika perusahaan menggunakan brand yang sudah ada sebelumnya untuk 
                                         memperkenalkan produk baru
2. sub-brand               --> ketika seorang marketer menggabungkan brand baru dengan brand yang                                  
                                         sudah ada, maka brand extension ini namanya menjadi sub brand.
3.parent brand            --> brand yang sudah ada yang dapat menghasilkan brand extension atau sub-
                                         brand
4.master/family brand--> jika parent brand sudah mulai diasosiasikan dengan multiple products  
                                         melalui brand extensions, mama namanya master brand/family brand

Brand extension kemudian dibagi menjadi 2 kategori secara umum yaitu line extension dan category extension. Di dalam line extension, parent brand itu berperan dalam penciptaan produk baru di dalam category produk yang sama. Contohnya adalah buavita, bentuk, warna, ukuran kemasannya yang bisa divariasikan tetapi jual produk masih sama (hanya jus dalam kemasan bukan es krimnya). Sedangkan dalam category extension, para marketer menggunakan parent brand untuk memasuki kategori produk yang berbeda,contohnya adalah sebut saja Mark& Spencer menggunakan nama perusahaannya(dari jualan pakaian), untuk menciptakan produk berupa coklat, snack, dan lain lain. Sekian pembahasan kali ini.

DO I NEED BRANDING AS WELL AS POSITIONING???WHYYYY :')

Kalau di artikel sebelumnya saya telah membahas tentang brand, maka kali ini kita akan membahas mengenai branding. Jika brand itu adalah "identitas" dari produk perusahaan kita yang menjadikannya beda dari para kompetitor kita, maka branding itu adalah proses dimana kita berusaha untuk membangun dan mengembangkan produk kita lebih lanjut. Nah sekarang muncul pertanyaan gini, "Penting gak sih branding itu"?

Kebanyakan perusahaan mengabaikan si branding itu terus malah ketar ketir liatin penjualannya ajah di financial performancenya. Padahal dengan adanya perkembangan jaman yang semakin maju, ga cukup loh hanya dengan konsep "asal laku doank". Dimana-mana yang namanya konsumen itu selalu mencari barang yang berkualitas, syukur-syukur murah, kalo mahal juga masih okeh lahh asal bagus barangnya. Di sinilah perusahaan harus adu branding dalam mendapatkan kepercayaan konsumen sehingga dapat mengembangkan kualitas produk demi memikat konsumen baru atau mengekspansi target costumernya yang sudah ada. Apabila branding nya sudah kuat, maka perusahaan tersebut bisa menciptakan sustainability sales bahkan bisa tuh ningkatin harga dikit-dikit yang akhirnya memicu niat beli ulang konsumen.

"Cukup sampai branding?" Ngga donk, setelah branding ada satu proses brand management yang ga kalah penting, namanya positioning. Kalau bahasa politiknya mah, "pencitraan" di benak konsumennya. Banyak contoh dari positioning ini. Contoh simplenya pas uts kmaren dikeluarin nih contohnya, sabun Lux tuh yang awalnya cuman sabun pembersih badan, sekarang bukan hanya "sabun" pembersih badan tetapi juga sebagai "parfum" yang wanginya tahan lama.  

Coba deh perhatiin warung kopi yang jual kopi sachet sama kopinya Starbuck. Jomplang banget kan! Nah ini ada kaitannya sama positioning. Kalo minum di Starbuck tuh kesannya itu tempat nongkrong elegant buat masyarakat kelas premium, bukan hanya warung kopi saja. Kopinya saja berasal dari biji kopi yang berkualitas dan pilihan. Cara Starbuck inilah yang dapat memenangkan ceruk pasar baru.

Ingin sukses seperti starbuck? kuncinya kita harus terus melakukan perubahan perubahan dalam manajemen perusahaan, selalu bikin inovasi yang baik untuk bisa melakukan branding produk, jangan lupa setelah berhasil lakukan positioning yah! biar "Beda&Menarik" dari yang lain.
That's all

Brand, Diferensiasi Produk& Faktor Penunjang Lainnya Dalam Pasar



Buat anak kuliah nih, apalagi yang ambil jurusan manajemen pemasaran, pasti sering banget dengar kata brand, dulu pas masih semester awal awal, ketika saya ditanya tentang brand dengan polosnya saya menjawab kalau brand itu merek dagang. Nah ketika di kelas manajemen merek, ternyata dosen saya punya definisi lain dari brand itu sendiri yaitu shortcut atau brand adalah sebagai jalan pintas agar orang itu tahu produk kita dan mau beli produk kita.

Terdapat beberapa definisi dari brand itu sendiri, jadi begitu sampai di rumah saya buka lagi tuh buku tebel yang judulnya Marketing Management edisi 14 karangan Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Di situ dikatakan bahwa merek itu artinya nama, istilah, tanda, symbol, desain, atau kombinasi di antaranya, yang tujuannya untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu/beberapa penjual untuk membedakannya dari kompetitor kita.

Ada 1 brand yang saya teliti semester lalu ketika saya berada di kelas riset pemasaran yaitu Tipco. Brand ini merupakan produk dari jus dalam kemasan (jus serat sayuran). Brand ini sudah cukup terkenal karena sering diiklankan, tapi sekarang ini saya sudah tidak melihat iklannya lagi, dan ketika saya teliti lebih mendalam lagi produk ini sudah akan ditarik dari pasar.

Menurut anĂ¡lisis saya, memang brand ini melakukan diferensiasi, misalnya saja jus dalam kemasan itu pada umumnya berisi jus sari buah seperti jeruk, mangga, apel,dan lainnya. Tipco ini justru membuat jus dalam kemasan dengan serat sayuran. Memang dia melakukan diferensiasi akan tetapi menurut saya produk tersebut kurang memperhatikan kondisi pasar (kesiapan konsumen) dan consumen behaviour, juga selera konsumen.

Di Indonesia umumnya orang itu minum jus buah, mereka belum terbiasa dengan kebiasaan meminum jus serat sayuran. Bagi kebanyakan orang, sayuran itu digunakan dalam bahan makanan untuk dikonsumsi dan bukan dalam jus. Selain itu varian rasa yang berbeda dari jus sari buah yang biasanya (jus kiwi dan jus cranberry contohnya) memang membuat orang penasaran, akan tetapi varian rasa tersebut belum familiar dan tak "sepopuler" jus jeruk, mangga,dan sebagainya. Kedua hal inilah yang mungkin merupakan penghambat Tipco. 

Oleh karena itu dalam meluncurkan sebuah brand kita harus melakukan diferensiasi agar berbeda dengan kompetitor tetapi juga harus memperhatikan juga kesiapan, consumen behaviour, selera dan faktor yang mungkin dapat mempengaruhi penjualan minuman sari buah tersebut.